Ya, itu sudah menjadi hukum alam. Walaupun tidak semua orang, tapi mayoritas. Kebanyakan mempunyai pemikiran seperti itu. Dan itu adalah pemikiran yang (sedikit) ku benci.
Lakukan sebuah keburukan, orang akan dengan mudah mengingatmu.
Ketika seseorang berbuat baik kepadamu, berulang kali, lagi dan lagi. kau akan terus bersamanya, seolah dia tidak akan pernah berbuat satu kesahalahan pun, seolah dia tidak akan berbuat buruk sedikit pun. Setiap kali kau berbuat salah, dia memaafkanmu. Setiap kali kau melukainya, dia memaklumimu. Dia akan terus seperti itu, karena dia tidak akan melakukan hal yang tidak penting. Kadang kau lupa, seseorang sesempurna apapun dimatamu, suatu saat akan salah juga, suatu saat akan terlihat buruk juga.
Itulah kenapa, ada istilah SETIA.
Ketika kau sekali saja melihat kesalahannya, kau pergi. Kau tidak memaafkannya. Apa itu yang dinamakan setia? Bukan. Siapapun pasti setuju dengan ini.
Hei, dia berbuat baik pun karna ingin terus bersamamu. Dia (ingin) terlihat baik pun karna tak ingin kau kemana-mana. Tapi karena satu sikapnya yang tidak bisa kau toleransi. Kau pergi. Dengan alasan "aku tidak menyukai sikapmu yang seperti itu"
Sederhana.
Padahal kau tahu, itu hanya sikap - sesuatu yang bisa dirubah (jika mau) - , bukan sifat.
Padahal ketika kau berbuat kesalahan, sebesar apapun, dia tidak pernah berpikir untuk pergi darimu.
Kau lupa, jika sekian lama yang bersamamu adalah orang yang (selalu) bisa memahami sikap dan sifatmu. Kau lupa, bahwa dia adalah sosok yang tidak pernah mempunyai keinginan untuk meninggalkanmu. Sejengkalpun. Kau lupa, diluar sana ada banyak yang menginginkannya tapi dia lebih memilih bersamamu. Kau lupa, pada dia yang mati-matian bertahan untukmu dan mempertahankan apapun agar kau tidak akan pergi. Kau lupa, semua kebaikannya.
Harusnya suatu saat, kau menyesal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar